Kata Pengantar
Syukur
alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas kami ucakan kepada Allah
STW, yang karena bimbingan-Nya maka kami bisa menyelesaikan sebuah berjudul “Inovasi Pengolahan Biji Jagung”
Laporan ini
dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga
menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. Saya mengucapkan
terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu saya dalam menghadapi
berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini.
Saya
menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima
kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita
semua
Batang, Juni 2013
Penulis
BAB I
Pendahuluan
I.
Latar
Belakang
Jagung (Zea mays ssp. mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi.
Bagi penduduk Amerika Tengah dan Selatan,bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi sebagian
penduduk Afrika dan
beberapa daerah di Indonesia.
Jagung diketahui berasal dari Meksiko. Bangsa Olmek dan Maya diketahui sudah membudidayakan di
seantero Amerika Tengah sejak 10.000 tahun yang lalu dan
mengenal berbagai teknik pengolahan hasil.
Jagung
merupakan tanaman semusim. Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tinggi
tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian
1 m sampai 3 m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m. Tinggi tanaman
biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan.
Meskipun ada yang dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung
tidak memiliki kemampuan ini.
Sebagai anggota monokotil, jagung berakar serabut yang
dapat mencapai kedalaman 80 cm meskipun sebagian besar berada pada kisaran 20
cm. Tanaman yang sudah cukup dewasa memunculkan akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah
yang membantu menyangga tegaknya tanaman.Daun jagung merupakan daun sempurna, memiliki pelepah, tangkai, dan helai daun. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat lidah-lidah (ligula). Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut.
Jagung dapat dibudidayakan secara individual maupun massal. Jenis dan varietas jagung mempengaruhi cara pembudidayaan jagung.
II.
Tujuan
Penelitian
Mengamati
tahapan pertumbuhan dan perkembangan jagung.
III. Manfaat
Penelitian
Penelitian
ini dilakukan agar kita dapat mengetahui tahapan-tahapan yang terjadi pada
jagung yang sedang tumbuh.
BAB II
Isi
I.
Cara
Budidaya
Sebelum menanam jagung, harap perhatikan lokasi untuk menanam
jagung, agar nantinya menghasilkan produksi yang maksimal. Tanaman jagung
sangat memerlukan cahaya matahari, karena memiliki tingkat fotosintesis yang
cukup tinggi. Oleh karena itu lokasi yang baik untuk budidaya tanaman jagung
adalah areal yang terbuka berupa sawah atau ladang. Selain itu sebaiknya area
untuk menanam jagung tidak terdapat genangan air, namun memiliki kadar air yang
cukup.
Pada dasarnya semua jenis tanah dapat ditumbuhi oleh tanaman jagung,
namun sifat tanah yang paling baik untuk jagung adalah yang drainasenya lancar,
subur dengan humus dan mempunyai pupuk yang cukup untuk persediaan tumbuh
tanaman jagung.
Iklim suatu daerah juga turut berperan dalam menentukan pertumbuhan
dan produksi tanaman jagung. Iklim yang tidak mendukung, misalnya banyak hujan
badai dan angin ribut, akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman jagung.
Tanaman jagung dapat tumbuh dengan baik dan berkualitas pada daerah
yang beriklim sejuk yaitu 50 derajat LU sampai 40 derajat LS dengan ketinggian
sampai 3000 meter dari permukaan laut.
Derajat keasaman tanah juga berpengaruh dalam pertumbuhan jagung,
derajat keasaman tanah dipengaruhi oleh banyaknya kandungan unsur kimia dalam
tanah serta kadar air dalam tanah tersebut.
Sebaliknya tanah yang kering berkapur dengan kadar air yang sedikit
akan lebih bersifat basa. Untuk tanaman jagung sebenarnya mampu beradaptasi
pada lingkungan dengan derajat keasaman antara 5,5 sampai 7.
Tanaman jagung memerlukan air terutama untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakkan. Jadi sebaiknya penanaman jagung diawali pada saat musim
hujan mulai tiba. Karena pada saat musim hujan tanah dalam keadaan lembab
sehingga tanaman tidak kekurangan air dan proses fotosintesis yang dilakukan
untuk beraktifitas dan berproduksi bisa berjalan dengan baik.
Intensitas cahaya yang banyak dan cukup sangat dibutuhkan untuk
berfotosintesis, selain itu juga untuk berproduksi, karena tanpa intensitas
cahaya yang cukup, bunga tidak dapat menjadi buah.
Suhu yang paling baik untuk pertumbuhan jagung adalah antara 21-30
derajat celcius. Sedangkan untuk proses perkecambahan jagung, yang paling tepat
adalah antara suhu 21-27 derajat celcius.
Pada saat penanaman tanah harus
cukup lembab tetapi tidak becek. Jarak tanaman harus diusahakan teratur agar
ruang tumbuh tanaman seragam dan pemeliharaan tanaman mudah. Beberapa varietas
mempunyai populasi optimum yang berbeda. Populasi optimum dari beberapa
varietas yang telah beredar dipasaran sekitar 50.000 tanaman/ha Jagung dapat
ditanam dengan menggunakan jarak tanam 100 cm x 40 cm dengan dua tanaman
perlubang atau 100 cm x 20 cm dengan satu tanaman perlubang atau 75 cm x 25 cm
dengan satu tanaman perlubang. Lubang dibuat sedalam 3-5 cm menggunkan tugal,
setiap lubang diisi 2-3 biji jagung kemudian lubang ditutup dengan tanah.
Tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara lain penyulaman,
penjarangan, penyiangan, pembubuan dan pemangkasan daun. Penyulaman dapat
dilakukan dengan penyulaman bibit sekitar 1 minggu. Penjarangan tanaman
dilakukan 2-3 minggu setelah tanam. Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari
setelah tanam dan harus dijaga jangan sampai menganggu atau merusak akar
tanaman. Penyiangan kedua dilakukan sekaligus dengan pembubuan pada waktu
pemupukan kedua. Pembubuan selain untuk memperkokoh batang juga untuk
memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan. Tanaman yang sehat dan
tegap terus di pelihara sehingga diperoleh populasi tanaman yang diinginkan.
Waktu panen jagung di pengaruhi oleh jenis varietas yang
ditanam, ketinggian lahan, cuaca dan derajat masak. Umur panen jagung umumnya
sudah cukup masak dan siap dipanen pada umur 7 minggu setelah berbunga.
Pemanenan dilakukan apabila jagung cukup tua yaitu bila
kulit jagung sudah kuning. Pemeriksaan dikebun dapat dilakukan dengan
menekankan kuku ibu jari pada bijinya, bila tidak membekas jagung dapat segera
dipanen.
Jagung yang dipanen prematur butirannya keriput dan setelah
dikeringkan akan menghasilkan butir pecah atau butirnya rusak setelah proses
pemipilan. Apabila dipanen lewat waktunya juga akan banyak butiran jagung yang
rusak. Pemanenan sebaiknya dilakukan saat tidak turun hujan sehingga
pengeringan dapat segera dilakukan. Umumya jagung dipanen dalam keadaan tongkol
berkelobot (berkulit).
II.
Pengamatan
Tanaman jagung yang ada di
pekarangan sekolah kami ambil sebagai subjek pengamatan. Setidaknya ada 3
tanaman jagung yang kami jadikan sampel. Pengamatan ini kami lakukan dalam
jangka waktu 3 bulan. Subjek diberi perlakuan yang sama, yaitu penyiraman 2
kali seminggu setiap pagi hari dan ditanam di tempat yang terkena sinar matahri
langsung. Setelah 3 bulan kami mendapatkan beberapa data mengenai kondisi
tanaman selama pengamatan. Data-data ini kami sajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut :
·
Sampel 1
Minggu
|
Tinggi
Tanaman
|
Jumlah
Daun
|
Keterangan
|
1
|
-
|
-
|
Penanaman
|
2
|
5 cm
|
2 buah
|
-
|
3
|
11 cm
|
5 buah
|
-
|
4
|
23 cm
|
7 buah
|
-
|
5
|
37 cm
|
10 buah
|
-
|
6
|
51 cm
|
11 buah
|
-
|
7
|
70 cm
|
12 buah
|
Muncul
bunga
|
8
|
93 cm
|
12 buah
|
-
|
9
|
118 cm
|
12 buah
|
Penyerbukan
manual
|
10
|
138 cm
|
13 buah
|
Buah
keluar
|
11
|
151 cm
|
13 buah
|
-
|
12
|
167 cm
|
13 buah
|
Pemanenan
|
·
Sampel 2
Minggu
|
Tinggi Tanaman
|
Jumlah Daun
|
Keterangan
|
1
|
-
|
-
|
Penanaman
|
2
|
4 cm
|
1 buah
|
-
|
3
|
16 cm
|
3 buah
|
-
|
4
|
31 cm
|
5 buah
|
-
|
5
|
49 cm
|
8 buah
|
-
|
6
|
62 cm
|
8 buah
|
-
|
7
|
74 cm
|
10 buah
|
Muncul bunga
|
8
|
86 cm
|
10 buah
|
-
|
9
|
101 cm
|
11 buah
|
Penyerbukan manual
|
10
|
121 cm
|
11 buah
|
Muncul buah
|
11
|
134 cm
|
12 buah
|
-
|
12
|
150 cm
|
12 buah
|
Pemanenan
|
0 komentar:
Posting Komentar